Disusun : Dian Khoeruddin
Pengertian zaman
Zaman menurut Kitab Lisanul Arab karya Ibnu Manzhur adalah Al Zaman artinya waktu yang sedikit dan Al Zamaan artinya waktu yang banyak karena lafazh tersebut menunjukkan jamak.
Adapun waktu menurut Alquran kita dapati dalam surah Al ‘Ashr, Allah berfirman:
اعوذ بالله من الشيطان الرجيم
بسم الله الرحمان الرحيم (۱)
وَ الۡعَصۡرِ ۙ﴿۲
اِنَّ الۡاِنۡسَانَ لَفِیۡ خُسۡرٍ ۙ﴿۳
اِلَّا الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا وَ عَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَ تَوَاصَوۡا بِالۡحَقِّ ۬ۙ وَ تَوَاصَوۡا بِالصَّبۡرِ ﴿۴
Aku berlindung kepada Allah dari godaan syetan yang terkutuk
Aku baca dengan menyebut nama Allah, Yang Maha Pemurah, Maha Penyayang
Demi Masa
Sesungguhnya manusia itu pasti dalam kerugian
Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan saling memberi nasehat dalam kebenaran, dan saling menasehati mengenai kesabaran.
Menurut QS. Al ‘Ashr yang tersebut di atas, waktu menjadi simbol bagi keberuntungan dan kerugian atas setiap insan yang hidup di dunia ini. Ukuran untuk keberuntungan di sana dengan jelas disebutkan bahwa mereka yang beriman dan beramal saleh, dan ukuran kerugian adalah mereka yang menolak untuk beriman dan tidak beramal saleh.
Hadhrat Mirza Tahir Ahmad, Khalifatul Masih ke IV rh, bersabda : “segala sesuatu yang terus berubah, di dalamnya pasti terdapat unsur waktu. Dan definisi waktu adalah hari ini dia lain, besok dia akan lain lagi (berubah). Dari perubahan itulah justru waktu dapat dideteksi. Ia dapat diketahui dari kecepatan terjadinya perubahan tersebut. Sesuatu benda yang di dalamnya tidak ada perubahan. Dia tetap seperti sedia kala (statis). Jika ada benda seperti itu, berarti dia azali dan abadi. Dan padanya tidak ada unsur waktu.
Pengertian Akhir zaman
Akhir Zaman dan Kiamat itu dapat difahami sebagai peristiwa-peristiwa yang terjadi terhadap beberapa nubuwatan Al-Qur’an dan hadis Rasulullah s.a.w., yang terjadi baik atas umat Islam maupun kaum lain pada zaman ini. Peristiwa Akhir Zaman itu terjadi sesuai dengan nubuwatan yang disebutkan dalam Al-Qur’an dan Hadis, yang terjadi pada suatu zaman tertentu yang berkaitan langsung dengan alam manusia, baik itu yang berhubungan langsung dengan kerajaan duniawi suatu kaum, maupun yang berkaitan dengan ajaran seorang nabi yang diutus kepada suatu kaum, yang di dalamnya telah terjadi dan terbentuk suatu peradaban dan kebudayaan.
Hadhrat Maulana Hakim Nuruddin, Khalifatul Masih ke I ra, mengatakan bahwa; akhir dunia adalah kiamat, fana, dan sebagainya, di beberapa tempat digunakan untuk menyatakan sesuatu era tertentu dan kaum tertentu. Hazrat Masih Mau’ud a.s. bersabda; itu betul. Dan Allah Ta’ala dari sejak awal sudah merupakan Khalik selamanya.
Namun, ke-Esaan-Nya pun menuntut supaya Dia disuatu saat menghabiskan semuanya ini, “Kullu man ‘alaiha faanin (QS.55:27) - segala sesuatu yang ada di atasnya akan menjadi punah.” Kita tidak dapat mengatakan kapan waktu itu akan tiba. Namun, waktu yang demikian pasti akan terjadi. Jika Dia menghendaki, Dia dapat melakukan penciptaan yang baru lagi.
Falsafah Akhir Zaman
Pada Akhir Zaman ini Tuhan memiliki kehendak yang sangat agung, Dia menghendaki revolusi kerohanian di dalam setiap jiwa kaum Muslimin. Meskipun kaum Muslimin tidak memahami akan makna–makna di balik peristiwa akhir zaman, namun, Allah s.w.t. dengan sifat–Nya Yang Maha Rahman-Rahim akan menerangkan semua makna itu melalui seseorang utusan-Nya.
Untuk mengimbangi degradasi moral umat Islam, maka Dia membangkitkan kembali seorang Rasul-Nya guna menciptakan revolusi kerohanian. Dan itu merupakan sunnatullah yang tidak akan pernah berubah. Kedatangan seorang Rasul merupakan suatu hikmah yang paling besar bagi penyampaian suatu pesan baru pada zaman tertentu (Akhir Zaman).
Hadhrat Mirza Basyiruddin Mahmud Ahmad r.a., beliau bersabda:
Bila suatu revolusi terjadi dalam lingkungan agama, dalam istilah Islam ia disebut kiamat. Suatu ungkapan lain yang digunakan untuk itu adalah khalqus samaawaati wal ardhi merupakan penciptaan suatu bumi baru dan langit baru. satu nama lain lagi untuk itu dalam bahasa al-Qur’an suci adalah as-sa’ah.
Semua perubahan yang terjadi di dunia, semua gerakan yang berhasil telah mengikuti garis ini; bagaimana mungkin ada suatu gerakan yang semesta atau abadi tanpa ada suatu pesan segar untuk umat manusia, serta di sana ada suatu panggilan untuk satu revolusi.
Kiamat tidak diartikan sebagai kehancuran alam semesta, sebagaimana yang banyak difahami oleh umum. Akan tetapi, kiamat yang diterangkan di atas adalah kiamat yang bersifat kehancuran rohani dan kebangkitannya kembali. Untuk membangkitkan kembali kerohanian yang sudah mati yang disebabkan oleh pengaruh-pengaruh buruk adat dan kebudayaan yang sudah bercampur baur dengan nilai-nilai agama. Maka untuk memurnikannya kembali sangat dibutuhkan suatu revolusi(perubahan secara cepat dan menyeluruh).
Tanda-tanda Akhir Zaman
1. Sunan Ibnu Majah yang menerangkan salah satu tanda Akhir Zaman :
سَيَكُوْنُ فِى اَخِرِ الّزَماَنِ خَسْفٌ وَقَدْفٌ وَمَسْخٌ قِيْلَ وَمَتَى ذَلِكَ يَارَسُوْل اللهِ؟ قَالَ : اِذاَ ظَهَرَتِ الْمَعَازِفُ وَالْقَيْنَاتُ) .رواه ابن ماجه(
Diriwayatkan dari Sahl bin Sa’ad bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda: “pada akhir zaman akan terjadi tanah longsor, kerusuhan, dan perubahan muka.” Ada yang bertanya kepada Rasulullah, wahai Rasulullah, kapankah hal itu terjadi?’ beliau menjawab, “apabila telah merajalelanya bunyi-bunyian(musik) dan penyanyi-penyanyi wanita.” (H.R. Ibnu Majah)
Ciri-ciri Akhir Zaman yang terdapat dalam hadis tersebut melukiskan fenomena alam dan fenomena kehidupan manusia secara umum. Dari hadis tersebut juga diketahui asal usul istilah Akhir Zaman. Di antara fenomena alam sebagai pertanda Akhir Zaman adalah; banyaknya gempa bumi, tanah longsor, banjir bandang, angin topan/puting beliung, badai tsunami, gerhana bulan/gerhana matahari pada satu bulan Ramadhan dan wabah pes yang mematikan, ini merupakan gejala alam yang memperingatkan manusia untuk kembali kepada jalan Allah, tentu saja dari sekian banyak bencana tersebut sudah banyak korban jiwa dan tidak terhitung lagi korban harta benda, agar manusia sadar bahwa Allah sebagai Yang Maha Berdaulat mampu mengirim apa saja kepada penghuni bumi ini.
2. Allah swt berfirman :
وَاَخَرِيْنَ مِنْهُمْ لمَاَّ يَلْحَقُوْا بِهِمْ وَهُوَ الْعَزِيْزُ اْلحَكِيْمُ (الجمعة:۴ )
Dan, Dia akan membangkitkannya pada kaum lain dari antara mereka, dan Dialah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana.(QS.62:4)
Dalam ayat tersebut terdapat khabar suka bagi umat Islam yang hidup pada Zaman Akhir. Di mana setelah Islam mencapai kemenangan demi kemanangan dalam masa kurun waktu tiga abad, kemudian akan ada masa kemunduran Islam selama seribu tahun. Sesudah itu akan ada era kebangkitan kembali Islam di bawah kepemimpinan seseorang yang kedatangannya sudah ditakdirkan.
Sebagaimana ada tertera dalam shahih Bukhari.
عَنْ اَبِىْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ كُناَّ جُلُوْسًا عِنْدَ النَّبِيِّ صلعم اُنْزِلَتْ عَلَيْهِ سُوْرَةُ الْجُمُعَةِ وَاَخَرِيْنَ مِنْهُمْ قِيْلَ مَنْ هُمْ يَا رَسُوْلَ اللهِ فَلَمْ يُرَاجِعْهُ حَتَّى سَأَلَ ثَلَاثاَ وَفِيْنَا سَلْمَانُ الْفَارِسِى وَوَضَعَ رَسُوْلُ اللهِ صلعم يَدَهُ عَلىَ سَلْمَانَ ثُمَّ قَالَ لَوْكَانَ الْلأِيْمَانُ عِنْدَ الثُّرَيَا لنَاَ لَهُ رِجَالٌ اَوْ رَجُلٌ مِنْ هَؤُلاَءِ. (رواه البخاري)
Dari Abu Hurairah r.a. menerangkan bahwa, kami sedang duduk dekat Nabi s.aw. ketika surah Jumah turun kepada beliau s.a.w.. para sahabat bertanya, siapakah yang dimaksud dengan wa aakhariina minhum dalam ayat itu? Beliau tidak menjawab hingga para sahabat bertanya sampai tiga kali. Di antara kami terdapat seorang sahabat bernama Salman Al-Farisi (Iran-Persia). Kemudian Rasulullah meletakkan tangannya di atas pundak Salman seraya bersabda,”Jika iman telah terbang ke bintang tsuraya, beberapa orang laki-laki atau seorang laki-laki dari antara orang-orang ini (asal Persia) akan mengambilnya kembali. (H.R.Al-Bukhari).
Hadis ini mengkhabarkan suatu zaman yang menunjukkan bahwa buah iman tidak lagi dijumpai di kalangan kaum Muslimin, kemunduran Islam di segala bidang sudah terjadi pada zaman tersebut. Sehingga untuk mengembalikan semua nilai-nilai akidah, akhlak, peradaban dan kebudayaan Islam yang sudah menghilang peranannya di bumi, akan ditampil kembali pada Akhir Zaman, sesuai dengan janji Rasulullah s.a.w. bahwa seseorang dari keturunan sahabat Rasulullah s.a.w. bernama Salman Al-Parisi akan datang untuk menyempurnakan nubuwatan tersebut.
3. Dalam Riwayat Lain Rasulullah saw bersabda :
Akan datang masanya tatkala Islam hanya tinggal namanya saja, dan Al-Qur’an hanya tinggal tulisan saja(tanpa manusia mengerti dan mengamalkan akan isi). Mesjid-mesjid akan penuh dengan orang-orang tetapi kosong dari petunjuk. Ulama akan menjadi wujud yang paling buruk di bawah kolong langit ini; kekacauan akan mengalir dari mereka dan akhirnya akan kembali kepada mereka juga.(Baihaqi).
Nubuwatan Rasulullah s.a.w. telah menjadi sempurna pada zaman ini, umat Islam hanya akan menyandang nama saja sebagai Muslim, akan tetapi, mereka tidak dapat menunjukkan esensi kemurnian dan hakikat Islam sejati. Kehidupan mereka dipenuhi dengan berbagai praktek-praktek manipulasi, korupsi dan kemunafikan. Menjalani kehidupan yang rendah dan kotor, diri mereka dikuasai oleh nafsu-nafsu amarah yang selalu menghendaki agar manusia berjalan pada jalan yang buruk dan tercela. Inilah suatu zaman yang sangat dicemaskan oleh para waliullah tempo dulu, lahirnya generasi-generasi lemah yang mengabaikan dan mengacuhkan Islam.
Begitu banyaknya jumlah orang Islam yang tidak mengenal dan mengamalkan ajaran Al-Qur’an. Kehidupan mereka benar-benar sudah terpisah dengan bimbingan Kitab Suci. Karena gaya hidup mereka semakin hari semakin menjauhkan diri mereka dari perilaku yang bersih dan suci sehingga hal itu akan menjadi penghalang bagi mereka untuk dapat memahami Kitab Suci Al-qur’an.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar