Terkadang manusia tidak menyadari akan perbuatan-peruatan yang telah dilakukan, apalagi perbuatan buruk atau dosa, seakan-akan manusia pada saat ini tidak memperdulikannya, tidak menghiraukannya. Namun, Ketika ia melakukan kebaikan, maka terkadang akan selalu teringat-ingat dikepalanya, bahkan sudah lama pun masih juga teringat.
Hakikatnya manusia memang
mengalami suatu kelemahan dalam hal perbuatan buruk dan dosa ini, seyogyanya
kita harus menyadari hal tersebut. Bahkan harus ada Upaya untuk melakukan perbaikan-perbaikan.
Allah swt berfirman :
يُّصۡلِحۡ
لَـكُمۡ اَعۡمَالَـكُمۡ وَيَغۡفِرۡ لَـكُمۡ ذُنُوۡبَكُمۡؕ وَمَنۡ يُّطِعِ اللّٰهَ
وَرَسُوۡلَهٗ فَقَدۡ فَازَ فَوۡزًا عَظِيۡمًا
Dia akan memperbaiki amal-amalmu
dan akan mengampuni bagimu dosa-dosa mu dan barangsiapa taat kepada Allah dan
Rasul-Nya. Maka sungguh ia akan meraih kemenangan besar. (Al Ahzab, 33:70)
Kemenangan besar disini adalah ia terbebas dari dosa dan hukuman Allah Ta’ala.
Apasih yang dimaksud dengan istighfar? Hadhrat Imam Mahdi dan Masih Mau’ud as
bersabda “Umat muslim telah dianugerahi dua kemampuan; pertama, kemampuan untuk
memperoleh ketaatan, dan kedua kemampuan untuk secara praktis menunjukkan
kekuatannya tersebut. Kekuatan dapat diperoleh melalui istighfar (memohon
ampunan) dan meminta pertolongan. Sama seperti halnya dengan orang yang berolah
raga dengan mengangkat beban dan cara-cara lainnya, memohon ampunan juga dapat
memperkuat jiwa dan meningkatkan keteguhan hati. Ghofur berarti menutupi;
dengan demikian, dengan melakukan istighfar – memohon ampunan – dia berusaha
untuk menaklukkan dan menutupi emosi dan nafsu yang menjauhkannya dari Allah Ta’ala.”
Allah swt berfirman :
يُرِيْدُ اللّٰهُ اَنْ يُّخَفِّفَ عَنْكُمْ ۚ وَخُلِقَ الْاِنْسَانُ
ضَعِيْفًا
Allah hendak meringankan beban darimu, karena manusia telah diciptakan
lemah (An Nisa, 4:29)
Alasan mengapa Tuhan telah menurunkan syariat (agama) adalah karena manusia
pada fitratnya leman dan tidak dapat menemukan sendiri jalan-jalan untuk
mencapai kemajuan rohani. Tuhan telah melepaskan beban itu darinya. Ayat ini
juga merupakan sanggahan terhadap ajaran Kristen tentang penebusan dosa yang
menolak syariat dengan alasan bahwa manusia itu lemah. Islam mengemukakan bahwa
pada hakikatnya kelemahan manusia justru merupakan alasan untuk turunnya
syariat, agar dapat membantu manusia mencapai tujuannya yang tinggi. Oleh karena
itu, syariat bukanlah suatu kutukan, melainkan pertolongan dan rahmat.
Hadhrat Imam Mahdi dan Masih Mau’ud as bersabda : “Tidak diragukan lagi
bahwa manusia diciptakan dalam keadaan lemah, yang mengakibatkan mereka pasti
akan gagal dalam memenuhi perintah-perintah tertentu. Hal ini tentu akan
membuat Allah Ta’ala menerima tobat dari orang-orang yang sungguh-sungguh
bertaubat.”
Oleh karena itu, banyak-banyaklah beristighfar untuk menutupi segala
kelemahan dan dosa.
Semangat
BalasHapusAyo bersemangat
BalasHapus