Apa ‎itu ‎Jimat?

Di Indonesia ada di sebagian daerah yang masih kental dan percaya dengan penggunaan jimat. Ada yang dijadikan sebagai suatu adat, ada juga yang dipergunakan untuk melindungi dari berbagai gangguan, seperti gangguan sihir, gangguan kesehatan, gangguan setan dan sebagainya.

Adapun menurut kamus besar Bahasa Indonesia dan dilansir oleh Wikipedia, JimatAzimat atau Tamimah adalah sejenis barang atau tulisan yang digantungkan pada tubuh, kendaraan, atau bangunan dan dianggap memiliki kesaktian untuk dapat melindungi pemiliknya, menangkal penyakit dan tolak bala.

Pada tanggal 4 juli 1903 ada seseorang yang bertanya kepada Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad, "Mengingat jimat di lengan dan sebagainya serta memberi jampi-jampian, apakah menurut syariat Islam dibenarkan atau tidak?" Menanggapi hal itu Hadhrat Masih Mauud as mengarahkan kepada Maulana Hakim Nuruddin dan bersabda, "Apakah ada bukti-buktinya dari Hadis-hadis?"

Maulana Hakim Nuruddin r.a. menjelaskan: “Ada tertulis bahwa apabila Khalid bin Walid pergi dalam pertempuran, maka rambut Rasulullah saw. yang  diikatkan pada sorban beliau itu, beliau letakkan menggantung ke arah depan. Kemudian suatu kali Rasulullah saw. mencukur seluruh rambut kepala beliau pada waktu pagi, lalu separuh rambut itu beliau berikan kepada seorang sahabat tertentu, sedangkan separuh lagi beliau bagikan kepada para sahabah lainnya. Rasulullah s.a.w. juga memberi minum orang-orang sakit dengan air bekas cucian jubah beliau, dan orang-orang sakit itu menjadi sembuh. Seorang perempuan suatu kali juga telah mengumpulkan keringat beliau.” 

Mendengar seluruh uraian ini Hadhrat Masih Mau'ud a.s. bersabda:
"Kalau begitu dari situ disimpulkan bahwa pasti ada hal-hal tertentu di dalamnya, yang tidak tampa dari manfaat. Dan dari situ juga timbul asal-muasal jimat dan sebagainya. [Namun] apalah artinya menggantungkan rambut, dan apa pula artinya memakai jimat. Saya juga memperoleh ilham: "Badsyah tere kaprung me se barkat dhundhengge -- raja-raja akan mencari berkat dari pakaian-pakaian engkau." Tentu ada sesuatu di situ sehingga mereka akan mencari berkat darinya. Namun  di dalam semua ini  juga terdapat peran dorongan-dorongan kecintaan.
Kemudian berlangsung perbincangan mengenai kelemahan (dosa-dosa) kecil yang timbul dari tokoh-tokoh besar. Hadhrat Masih Mau'ud a.s. bersabda:
“Manusia-manusia yang merupa-kan tokoh besar dalam hal kejujuran dan kesetiaan, apabila diperbincangkan mengenai dosa-dosa (kelemahan) kecil mereka  maka iman menjadi rusak. Allah justru memaafkan dosa-dosa (kelemahan) kecil itu, dan keagungan pekerjaan-pekerjaan mereka itu sedemikian rupa,  sehingga terasa malu untuk membincangkan dosa-dosa (kelemahan) kecil yang mereka lakukan. Oleh karena itu perlahan-lahan hal itu akan hilang sehingga tidak ada lagi bekasnya sedikit pun.”

(Malfuzat, jld. VI, hlm. 36-38).

Dampak dan Pengaruh Jimat

Terkait dampak dan Pengaruh yang ditimbulkan dari menggunakan jimat, Hadhrat Masih Mauud as menjelaskan :

Keberadaan dampaknya merupakan suatu penda'waan tanpa dalil. Pengobatan  semacam ini termasuk dalam daya pengaruh sugesti pemikiran, sebab  anggapan pemikiran menimbulkan dampak yang besar pada manusia. Hal itu bisa membuat seseorang menjadi tertawa, dan bisa membuat seseorang menangis. Dan banyak hal yang pada hakikatnya tidak ada dapat diperlihatkan oleh daya ini. Dan ia menjadi pengobatan untuk beberapa penyakit

Sering juga jimat-jimat itu tidak menimbulkan faedah, sehingga akhirnya terpaksa dikatakan kepada orang yang memberi jimat itu bahwa jimat tersebut sudah tidak berguna lagi.” (Malfuzat, jld. VI, hlm. 107-108).

Kesimpulan nya adalah janganlah kita mengutamakan jimat dibandingkan dengan doa-doa yang penuh hikmah, yang dihaturkan ke Hadirat Allah Ta’ala. Maka dari itu senantiasalah untuk berpegang teguh kepada Allah Ta’ala. Mintalah petunjuk dan pertolongan-Nya, sehingga akan terhindar dari perbuatan yang sia-sia. 

3 komentar:

Istighfar : Kunci Menutupi Kelemahan

Terkadang manusia tidak menyadari akan perbuatan-peruatan yang telah dilakukan, apalagi perbuatan buruk atau dosa, seakan-akan manusia pada ...