Siapa yang memilih Khalifah?

Lembaga khilafat adalah lembaga yang menjadi penerus Rasulullah saw serta menjadi wakil bagi seluruh umat Islam. Lembaga ini akan menjadi satu-satunya jalan petunjuk umat manusia untuk selama-lamanya. Dan khilafat ini akan terwujud dalam salah satu bentuk di dunia sampai hari Kiamat. Oleh karena itu, Khalifah  bagi kaum muslimin menjadi sesuatu yang istimewa. Mengapa dikatakan istimewa?, sebab kedudukan dan terpilihnya khalifah hanyalah kekuasaan Allah Ta’ala semata. Hadhrat khalifah Al Masih ke II ra bersabda, “Ingatlah dengan baik bahwa Allah Ta’alalah yang menjadikan khalifah, dan dustalah orang yang mengatakan bahwa khalifah adalah orang yang ditetapkan oleh manusia. Sebenarnya dengan merenungkan Alquran dengan seksama bisa diketahui bahwa tidak ada satu tempat pun ketika berbicara tentang khilafat berasal dari manusia, bahkan sebaliknya berkenaan dengan setiap jenis khilafat Allah Ta’ala senantiasa berfirman bahwa kamilah yang menjadikannya sebagaimana berkenaan dengan para nabi dan mamur di dalam ayat Istikhlaf Allah Ta’ala berfirman:

“Allah Ta’ala berjanji kepada orang-orang yang beriman dan beramal saleh di antara kalian bahwa Dia akan menjadikan bagi mereka di muka bumi khalifah sebagaimana Dia dulu telah menjadikan khalifah bagi orang-orang sebelum mereka, dan Dia akan menguatkan agama mereka yang Dia sukai untuk mereka, dan Dia akan menggantikan ketakutan mereka dengan rasa aman, mereka akan menyembah Aku dan tidak akan menyekutukan-Ku dengan apa pun. Dan barang siapa yang ingkar setelah adanya perintah ini maka dia akan dijauhkan dari Allah Ta’ala.” (An Nuur : 56)

Sekarang dibawah ayat ini jenis khilafat yang berdiri setelah Nabi Muhammad saw itulah khilafat rasyidah dan khilafat jenis inilah yang harus ada setelah Hadhrat Masih Mauud as. sebagaimana Allah Ta’ala berfirman berkenaan dengan Hadhrat Masih Mauud as:
هُوَ ٱلَّذِى بَعَثَ فِى ٱلْأُمِّيِّۦنَ رَسُولًا مِّنْهُمْ يَتْلُوا۟ عَلَيْهِمْ ءَايَٰتِهِۦ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ ٱلْكِتَٰبَ وَٱلْحِكْمَةَ وَإِن كَانُوا۟ مِن قَبْلُ لَفِى ضَلَٰلٍ مُّبِينٍ 
وَءَاخَرِينَ مِنْهُمْ لَمَّا يَلْحَقُوا۟ بِهِمْۚ وَهُوَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْحَكِيمُ 

Allahlah yang telah mengutus seorang rasul dari antara kaum yang ummi di tengah-tengah mereka, yang membacakan firman Allah Ta’ala kepada mereka, mensucikan mereka, dan mengajarkan kepada mereka kitab dan hikmah, padahal sebelumnya mereka berada dalam kegelapan yang nyata, dan rasul itu akan mengajar satu kaum lagi yang belum bertemu dengan mereka saat ini, Allah Ta’ala Maha Perkasa dan Maha Bijkasana. (Al Jum’ah, 3-4)

Di dalam ayat ini Allah Ta’ala telah menjadikan perumpamaan masa Hadhrat Masih Mauud as dengan masa RasuluLlah saw dan berfirman bahwa satu waktu Nabi saw memang telah memberikan tarbiyat kepada para sahabat, dan sekali lagi beliau saw akan memberikan tarbiyat kepada satu kaum lagi yang hingga saat itu belum lahir. Dan dengan menjadikan para sahabat Hadhrat Masih Mauud as sebagai perumpamaan para sahabat RadliyaLlahu-anhum, Dia memberitahukan bahwa diantara mereka berdua ada satu hukum Allah Ta’ala yang akan berlaku, yaitu sebagaimana setelah Nabi saw berdiri khilafat, maka penting setelah Hadhrat Masih Mauud as juga khilafat berdiri. (Anwarul ‘uluum Jilid 2 hal.11-12)

Seolah-olah yang dimaksud dengan khilafat ‘alaa minhajinnubuwwah adalah khilafat yang pondasinya adalah kenabian dan yang standar kebenarannya adalah disamakan dengan standar kebenaran kenabian dan yang dengan perantaraan kenabian akan menguasai hati setiap mukmin. Sebagaimana Hadhrat Masih Mauud as menjelaskan pentingnya khilafat bersabda:
“Khalifah itu disebut sebagai pengganti, dan pengganti seorang rasul dalam pengertian yang sebenarnya hanya dia yang bisa yaitu yang secara zilli (bayangan) memiliki berbagai macam kesempurnaan seorang rasul. Khalifah hakikatnya adalah bayangan dari seorang rasul dan dikarenakan tidak ada manusia yang abadi oleh karena itu Allah Ta’ala menginginkan agar wujud para rasul yang merupakan wujud termulia dan terbaik diantara segenap manusia secara zilli (bayangan) hingga hari kiamat tetap ada, dan untuk inilah Allah Ta’ala telah memilih khilafat sehingga dunia sekali-kali tidak akan luput dari keberkatan kerasulan.” (Shahadatul Quran, Ruhani khazain Jilid 6, hal.355-356)
Dan inilah khilafat yang telah dinubuatkan oleh junjunan kita Yang Mulia Nabi Muhammad saw yaitu pada akhir zaman salah satu putera rohaniku akan diutus yang melalui perantaraannya penyebaran Islam yang kedua akan terjadi. Lalu setelah kewafatannya akan berdiri khilafat ‘alaa minhajinnubuwwah yang akan berlangsung hingga hari kiamat.

#KhalifahIslam, #Ahmadiyah, #Khalifah, #MirzaMasroorAhmad 

4 komentar:

Istighfar : Kunci Menutupi Kelemahan

Terkadang manusia tidak menyadari akan perbuatan-peruatan yang telah dilakukan, apalagi perbuatan buruk atau dosa, seakan-akan manusia pada ...