Shalat Dan Tahap Kemajuannya

 1. Tafsir Surah Al Kautsar

إِنَّآ أَعْطَيْنَٰكَ ٱلْكَوْثَرَفَصَلِّ لِرَبِّكَ وَٱنْحَرْ 

إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ ٱلْأَبْتَرُ 

Sesungguhnya Kami telah menganugerahkan kepada engkau kautsar; maka beribadahlah kepada Tuhan engkau dan berkorbanlah; sesungguhnya musuh engkau itu, dialah yang tidak akan berketurunan.

Nama Surah yang paling pendek adalah Al Kautsar. Yang berarti Khair Katsir, kebaikan yang sangat banyak atau melimpah. Di dalam Surah yang pendek ini dijelaskan bahwa dengan cara apa manusia dapat meraih kebaikan yang melimpah itu?

Menjelaskan kebaikan yang melimpah dan cara meraihkanya termasuk diantara kesempurnaan Al Quran. Surah ini hanya terdiri dari 3 ayat. Ayat yang pertama dan terakhir terdiri dari jumlah (Kalimat) yang singkat dan di tengah ayat Surah ini terdapat dua jumlah (Kalimat) yang singkat juga.

Di dalam ayat pertama disebutkan "Hai Nabi! Kami telah menganugerahkan kepada engkau kebaikan yang melimpah", dan di dalam ayat terakhir "Musuh engkau adalah dia yang ingin melenyapkan atau menghancurkan engkau. Dia sendiri akan lenyap atau hancur. Dia akan diasingkan atau diluputkan dari setiap kebaikan."

Sedangkan pada ayat kedua terdapat dua perintah dalam 2 kalimat yang singkat, yakni "Maka sembahyanglah (shalat lah) untuk Tuhan engkau dan berkorbanlah." hal ini seakan-akan memberitahukan dua cara untuk meraih kebaikan yang melimpah itu, Khair Katsir.

2. Tujuan Agama dan Cara Meraihnya

Tujuan agama yang sebenarnya ada 2 cara untuk meraih tujuan itu. Tujuan agama yang telah diberitahukan adalah Dia membawa kebaikan yang melimpah ke dunia. Ini hendaknya diperhatikan bahwa bukan saja ahli lughat saja, melainkan para mufassirin Alquran zaman dahulu pun mengartikan Kautsar itu dengan kebaikan yang melimpah.

Mengenai Kautsar dinyatakan kepada Said bin Jabir, maka beliau bersabda bahwa Allah Ta’ala telah menganugerahkan kepada Rasulullah saw banyak dari setiap kebaikan. Seseorang berkata bahwa di surga ada sebuah sungai, maka beliau saw bersabda selain sungai ada juga yang lainnya. Pada hakikatnya di dalam kebaikan yang melimpah ini terkumpul 2 jenis kebaikan, kebaikan agamawi dan kebaikan duniawi.

Di dalam Lisanul Arab terdapat arti Kautsar bahwa dianugerahkan kepada beliau saw sedikit dari kebaikan yang tidak dapat dihitung. Terdapat juga suatu perkara bahwa kabar yang ada di dunia menyebar dengan perantaraan Rasullah saw bukan dengan perantaraan Nabi yang lain.

3. Setiap muslim dapat meraih kebaikan yang melimpah dengan shalat dan pengorbanan

Jelaslah bahwa ini merupakan pidato Rasulullah saw namun bukan hanya Rasulullah saw saja, melainkan para pengikut beliau saw juga. Dari sini pun jelas bahwa yang diperintahkan adalah shalat dan berkorban. 

Itu bukan perintah untuk Rasulullah saw saja, melainkan untuk setiap pengikut beliau. Seakan-akan arti kata-kata ini adalah :

"Hai manusia! Kami telah menganugerahkan kepada engkau kebaikan yang melimpah dengan perantaraan wahyu Kami dan 2 cara untuk meraihnya. Pertama adalah shalat dan yang ke dua adalah pengorbanan." 

Yakni, manusia dapat meraih kedudukan tinggi hanya dengan shalat dan pengorbanan saja, yang dengan perantaraan lain manusia tidak dapat meraihnya. Dua hal inilah yang membuka jalan setiap kemajuan untuk manusia. Allah Ta’ala telah membuka pintu-pintu Kautsar kepada orang-orang muslim. Di dalamnya terdapat 2 pintu untuk meraihnya, yakni shalat dan pengorbanan.

4. Bagaimana shalat menjadi sumber kemajuan-kemajuan manusia

Shalat itu membawa ke arah kebaikan yang melimpah atau kedudukan kemajuan yang tinggi, diawali dari kehidupan dunia ini. Pengorbanan merupakan suatu amal perbuatan dan dengan jelas meraih kebaikan atau kemajuan itu tergantung pada pekerjaan seseorang. Yakni dia mengerjakan sedikit, maka hasilnya ia mendapatkan sedikit pula. Atau sebaliknya ia kerjakan banyak maka hasilnya pun banyak. Dan inilah prinsip yang diajarkan Alquran:

وَأَن لَّيْسَ لِلْإِنسَٰنِ إِلَّا مَا سَعَىٰ 

"Tidaklah bagi manusia itu kecuali apa yang ia usahakan." (QS. An Nazm: 53:39)

Sebenarnya, siapapun orang yang mengerjakan suatu pekerjaan, itu merupakan hasil dari keinginannya. Dalam pekerjaan-pekerjaannya itu ia menjadi budak keinginan-keinginannya dan berjalan di belakang keinginan-keinginan itu. Seseorang yang timbul dalam hatinya keinginan buruk dan hina, maka dialah yang melakukan pekerjaan-pekerjaan itu. Seseorang yang timbul di dalam hatinya keinginan baik dan mulia, maka dialah yang melakukan pekerjaan-pekerjaan baik itu. Walhasil, akar seluruh kemajuan manusia adalah tertimbunya keinginan-keinginan yang rendah dan hina itu serta di dalamnya timbul keinginan-keinginan baik dan mulia serta shalat lah yang menyediakan manusia untuk itu.

5. Shalat adalah sarana terbaik untuk menahan keinginan-keinginan rendah dan melahirkan keinginan-keinginan tinggi (mulia) 

Shalat adalah suatu sarana yang dapat diraih dalam kesempurnaannya. Oleh karena itu, di dalam Shalat lahir kesadaran akan wujud Tuhan pada qalbu manusia. Pada waktu itu manusia menganggap bahwa dia sedang berdiri di hadapan Tuhannya. Diantara dia dan Tuhannya tidak ada tabir penghalang. Terjadilah hubungan erat antara fitrat insani dan Khaliknya. Seperti Alquran jelaskan :

ثُمَّ سَوَّىٰهُ وَنَفَخَ فِيهِ مِن رُّوحِهِۦۖ 

Yakni, Allah Ta’ala telah membawa manusia kepada satu keadaan kesempurnaan dan meniupkan ruh kedalamnya. (QS. As Sajdah, 32:9)

Cahaya fitrat insani lahir dalam kesempurnaannya, ketika pada hatinya terdapat kesadaran akan wujud Allah Ta’ala. Tanpa fitrat kesadaran itu, maka tidak lahir sirna dalam nur (cahaya). Manusia bukan hanya memuji Allah Ta’ala dengan lidahnya dan menyanjung sebuah lagu kebesaran-Nya, melainkan seluruh bentuk jisim pun yang beragam menempuhnya sesuai dengan dzikir-dzikir itu. Dan setelah mendapatkan perbuatan dengan perkataan berkesesuain, maka lahirlah pengaruh khusus pada kalbu.

Penyusun : Dian Khoeruddin 

Bahan bacaan :

Malfuzhat, Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad, Add publish London,

Riyadush Shalihin, Drs. Muslich Shabir MA, PT Karya Putra Semarang

Tafsir Alquran, Ghulam Farid, cet Wisma Damai, Bogor 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Istighfar : Kunci Menutupi Kelemahan

Terkadang manusia tidak menyadari akan perbuatan-peruatan yang telah dilakukan, apalagi perbuatan buruk atau dosa, seakan-akan manusia pada ...