Allah Ta’ala berkehendak manusia saling mengenal
Perbedaan dan keanekaragaman suku, ras, budaya dan agama bukanlah suatu hal yang baru atau yang baru tercipta pada masa kita saat ini. Sejarah mencatat kehidupan manusia sudah sejak dari awal mula telah dimulai dengan penciptaan yang berbeda-beda, dan dalam bentuk yang beraneka ragam. Hal ini telah diungkapkan dalam Alquran:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَٰكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَٰكُمْ شُعُوبًا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓا۟ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ ٱللَّهِ أَتْقَىٰكُمْۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
“Wahai manusia sesungguhnya kami telah menciptakan kamu dari laki-laki dan perempuan dan Kami telah menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah, ialah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha waspada.” (QS. Al Hujurat, 49:14)
Oleh karena itu, kalau kita memahami dengan pandangan yang benar, maka kita akan mudah memahami, bahwa perbedaan yang ada di antara manusia. Manusia tidak diciptakan dalam satu warna, satu suku, satu budaya bahkan satu agama, melainkan telah diciptakan menurut kehendak takdir Tuhan, dalam ciptaan yang tidak sama dan tidak dalam satu rupa. Padahal Allah Ta’ala sekiranya dikehendaki, maka pasti Dia menciptakan umat manusia menjadi satu, sebagaimana diungkapkan dalam Firman-Nya:
وَلَوْ شَآءَ ٱللَّهُ لَجَعَلَكُمْ أُمَّةً وَٰحِدَةً وَلَٰكِن لِّيَبْلُوَكُمْ فِى مَآ ءَاتَىٰكُمْۖ فَٱسْتَبِقُوا۟ ٱلْخَيْرَٰتِۚ إِلَى ٱللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ
“Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan oleh-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap apa-apa yang telah diberikan oleh-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah dalam kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kamu kembali semuanya, lalu akan diberitahukan oleh-Nya kepadamu apa-apa yang selalu kamu perselisihkan.” (QS. Al Maidah, 5:49)
Para Ahmadi menjadi Duta perdamaian Islam Sejati
Dalam sutau kesempatan Hadhrat Mirza Masroor Ahmad, khalifatul Masih ke V atba bersabda: “kewajiban setiap individu muslim Ahmadi untuk menyebarkan pesan yang benar dan damai dari agama Islam. Muslim Ahmadi tidak akan menggunakan kekuatan tetapi akan selalu berusaha untuk membujuk orang lain dengan cinta dan kesadaran pribadinya.”
Nabi Muhammad saw mengajarkan bahwa seseorang harus memberikan kepada orang lain sesuatu yang lebih disukai oleh diri mereka sendiri. Dengan semangat ini kita harus berupaya untuk menyebarkan pesan Islam yang benar.
Hadhrat Khalifah bersabda “Komunitas Muslim Ahmadiyah tidak memiliki ambisi duniawi atau politik. Tujuan kami adalah hanya untuk menerangi dunia dengan ajaran yang benar dan elegan dari Islam. Tidak ada yang harus dipaksa untuk percaya, tugas kita hanya untuk menyampaikan pesan dan setelah itu terserah Allah Ta’ala saja untuk membuka hati orang-orang untuk menerima kebenaran.”
Untuk menjadi standar dalam penyebaran Islam maka barometernya adalah diri kita sendiri harus menjadi contoh bagi orang lain. Para Ahmadi harus lebih mengutamakan cinta kasih kepada sesama tanpa melihat siapa orang lain.
Membantu tanpa pamrih
Allah Ta’ala menghendaki manusia saling menolong dan mendukung mereka yang lemah dan tidak berdaya, maka inilah motivasi Muslim Ahmadiyah dalam mengkhidmati umat manusia. Hadhrat Khalifah bersabda: “Kami sedang berupaya memberikan bantuan, menyediakan tempat tinggal, membantu kesehatan dan pendidikan bagi siapapun tanpa melihat latar belakang mereka.”
Hadhrat Khalifah menambahkan “Setiap manusia di dunia memiliki hak untuk meraih pendidikan dan menjadi keharusan bagi kami dalam membantu siapapun yang memerlukannya. Dan karenanya kami sedang dan terus membangun sekolah-sekolah dan menyediakan beasiswa untuk pemenuhan pendidikan bagi mereka, yang bila tidak dibantu akan menjadi yang tertinggal.”
Hal inilah yang terus dilakukan oleh Muslim Ahmadiyah di berbagai belahan dunia. Mempersembahkan pengkhidmatan sedemikian rupa, baik dibidang pendidikan, dibidang kemanusiaan, dan lain sebagainya adalah hal yang utama. Dan tugas seorang muslim adalah demikian :
Dari Jarir bin ‘Abdullah ra berkata, Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa tidak mengasihani sesama manusia maka Allah tidak akan mengasihaninya.” (HR. Bukhari Muslim)
Artikel kemanusiaannya bagus. #pertamax
BalasHapusJazakumullah Mln Isa 🙏
HapusDamai itu indah, topp
BalasHapusAamiin
Hapus