Setelah 13 tahun mengalami penderitaan dan penganiayaan yang hebat dari suku-suku Arab, kaum Muslimin awalin diberikan izin oleh Allah Ta’ala untuk mempertahankan diri, izin tersebut hanya diberikan hanya untuk melindungi agama Islam. Peperangan semacam inipun diizinkan sebatas untuk melindungi semua tempat ibadah dan agama. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Hadhrat Mirza Masroor Ahmad, khalifatul Masih ke V atba saat meresmikan mesjid baru yang bernama Baitul Qadir yang dibangun oleh Jemaat Muslim Ahmadiyah Jerman di kota Vechta. (09/06/2015).
Pernyataan ini walaupun sudah lama dinasihatkan oleh Hadhrat Khalifah, namun kesannya sangat berharga. Hal ini menandakan Islam hakikatnya tidak dizinkan untuk melakukan berbagai macam tindak-penganiayaan yang mengatas-namakan agama Islam, Allah Ta’ala tidak mengizinkan perbuatan-perbuatan yang merugikan orang lain hanya demi untuk melancarkan kepentingan pribadi.
Oleh karena itu, Hadhrat Khalifah menjelaskan bahwa pendiri Jemaat Muslim Ahmadiyah, Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as sebagai Al Masih dan Imam Mahdi di Akhir Zaman, diutus oleh Allah Ta’ala dengan mengemban dua tujuan utama. Pertama adalah untuk membawa umat manusia lebih dekat dengan penciptanya (melalui Ibadah dan Mu’amalah) dan kedua adalah untuk membuat manusia menyadari akan tugas dan kewajibannya satu sama lain. Ruh dan ajaran-ajaran ini yang mendasari semua kegiatan Jemaat Muslim Ahmadiyah.
Salah satu cara untuk memenuhi tujuan beribadah dan mu’amalah kepada Allah Ta’ala, Jemaat Muslim Ahmadiyah dalam setiap tahunnya selalu mendirikan Mesjid-Mesjid, pusat-pusat media informasi Islam (Tabligh center), sekolah-sekolah dan perpustakaan yang dibangun diberbagai belahan dunia ini. Tertcatat ditahun 2020, Jemaat Muslim Ahmadiyah telah membangun 217 Mesjid baru serta telah mencetak Alquran sebanyak 360.240 buah dalam berbagai bahasa dan menyebarkannya ke seluruh dunia.
Dalam hal kemanusiaan. Hadhrat Khalifatul Masih bersabda:
“Kami, Muslim Ahmadi memegang pendirian mencintai semua umat manusia dan kami meyakini bahwa jika kami tidak memenuhi hak-hak sesama maka ibadah kami akan terbukti tak berguna. Oleh karena itu dimanapun, kami akan membantu sesama, dan juga di Afrika dan bagian-bagian dunia lain, kami terlibat di dalam berbagai proyek kemanusiaan, misalnya kami telah membangun banyak sekolah dan rumah sakit untuk memenuhi kebutuhan pendidikan dan kesehatan bagi orang-orang yang hidup di kebanyakan tempat-tempat miskin di dunia.”
Inilah gambaran yang sedang dan akan dilakukan oleh Jemaat Muslim Ahmadiyah. Mengkhidmati agama dan mengkhidmati manusia adalah suatu hal yang baik. Dalam Alquranul Karim Allah Ta’ala mengingatkan seorang Muslim itu harus saling tolong menolong dalam hal kebaik dan takwa, tetapi jangan tolong menolong dalam keburukan (dosa) dan permusuhan. (QS.5:3). Apabila manusia melaksanakan asas ini, maka segala dendam-kesumat, kebencian dan permusuhan antara satu sama lain akan lenyap-sirna.
Hadhrat Khalifah menggambar bagaimana keadaan sulit yang dialami oleh orang-orang yang ada di Afrika, tergambar dalam ingatan dan penglihatan, bangaimana beliau menyaksikan anak-anak usia 7 atau 8 tahun harus berjalan bermil-mil dengan membawa bejana besar diatas kepala mereka demi mendapatkan air dari telaga-telaga yang berair kotor. Oleh karena itu, kami, Muslim Ahmadi senantiasa membatu mereka yang memerlukan dengan menyediakan air untuk mengangkat beban mereka dengan membangun instalasi atau merehab pompa-pompa air di banyak tempat yang terpencil. Saat pompa-pompa tersebut bisa bekerja maka maka air pun mulai mengalirkan kebahagiaan tak terlukiskan di wajah-wajah orang, masyarakat setempat.
Inilah lukisan kemanusian yang dipersembahkan Jemaat Muslim Ahmadiyah. Masih banyak kemanusian-kemanusian yang dipersembahkan oleh Muslim Ahmadi dengan harapan cinta untuk semua tiada kebencian untuk siapapun (love for all hatred for none) menjadi slogan untuk menciptakan toleransi dan cinta kasih terhadap sesama.
Sumber: Ahmadiyya Times
Good
BalasHapusGood
BalasHapus🙏 Jazakumullah
Hapus